22 Nov 2010

'Pengamen Yang Menghibur'

Give me appreciation
     Sobat, apa yang terbayang dalam pikiran kalian semua, ketika mendengar kata "Pangamen"? pasti yang terlintas dalam pikiran kita, pengamen adalah seseorang yang menjual suara dari rumah ke rumah, di jalan-jalan, dan di dalam kendaraan umum, misalnya dalam angkutan kota (angkot) dan juga bis. alasan kuat mereka mengamen, yaitu demi mencari uang. ya uanglah yang mereka cari. sebagai orang Bogor, hampir disetiap perempatan jalan raya saya menemukan para pengamen. dan mereka mencari angkot yang banyak penumpangnya sebagai target. karena mungkin bagi mereka. penumpang yang banyak adalah ladang uang. dan mereka berharap ada di antara penumpang, memberikan uang pecahan lima ratus, sampai seribu rupiah.


     Sebagai orang Bogor, sebenarnya saya merasa miris. melihat banyaknya pengamen yang yang ada di sekitar perempatan jalan. misal di perempatan jalan Pangrango,dan di perempatan Tugu Kujang. karena di dua tempat itulah para pengamen berkumpul menjual 'karya seni suaranya'. biasanya para pengamen yang ada di perempatan jalan raya itu, mengemen dengan hanya bermodalkan gitar ukulele. karena kalau menggunakan gitar standar, pasti tidak bisa di bawa masuk ke dalam angkot. dan yang lebih luar biasa lagi, ada pengemen yang hanya bermodalkan tangan. mereka mengamen dengan menepuk-nepukan tangan sambil bernyanyi tanpa nada dan irama. atau istilahnya bernyanyi secara Acapela
     Yang jadi pertanyaan adalah, adakah pengamen yang menghibur?. yang benar-benar menjual karya 'seni suara' bagi orang lain. ketika mereka mengamen di jalan-jalan, di dalam angkot, juga dalam bis. biasanya pengamen sebelum 'show-up' mereka mengucapkan kata-kata pembuka seperti "Maaf ibu, bapak, kalau saya menggangu kenyamanan kalian semua, kami mengamen hanya untuk mencari rejeki, dan semoga ibu, bapak bisa memberikan sedikit rejekinya buat kami untuk makan." kata-kata pembuka ini sering saya temui ketika naik angkot. dan ironisnya, setelah mengucapkan kata-kata pembuka itu. mereka bernyanyi asal-asalan, dan terkesan tergesa-gesa. mungkin yang ada dipikiran mereka adalah uang, uang dan uang. sehingga mereka lupa bahwa dalam mendapatkan uang ketika mengamen, seharusnya mereka hibur dulu penumpang dengan nyanyian yang merdu. setelah itu, saya yakin penumpang yang melihat aksi mereka.  tak segan-segan untuk memberikan 'sedikit rejekinya' bagi mereka. namun sayang, mereka tak menyadari itu. 
     Namun, ada juga 'Pengamen Yang Menghibur' tapi jumlahnya tak banyak, hanya beberapa saja. saya pernah menemukan pengamen yang menghibur ketika naik bis jurusan Bogor-Bekasi. ketika bis ngetem (berhenti sebentar) di perempatan jalan Citeureup, Bogor. tiba-tiba ada tiga orang pengamen. yang dua bawa gitar, dan yang satunya lagi bawa botol  Aqua galon, yang digunakan sebagai pengganti drum. ketika mereka akan memulai pertunjukkan sederhana'nya. terlebih dahulu mereka mengucapkan "Asalammu'alaikum" pada penumpang yang di dalam bis tersebut. mulailah salah satu dari mereka bernyanyi. dan jujur, suara orang tersebut sangat merdu. apalagi di iringi dengan permainan gitar melodi, dan juga rythem yang memukau. mereka membawakan dua buah lagu. saya rasa mereka membawakan lagu tersebut dengan perasaan, dan dari hati. lalu setelah mereka selesai 'menghibur' apa yang terjadi?. hampir semua penumpang memberikan apresiasi, berupa uang. saya melihat ada yang memberi seribu, dua ribu, dan yang paling besar lima ribu. 
     Benar juga motto salah satu rokok, yaitu talk less do more. kalau secara bahasa anak muda'nya "jangan banyak omong, tunjukkin dulu kemampuan elo." orang lain akan menghargai suatu karya. jika karya itu memang bagus. tanpa banyak bicara pun, orang lain sudah bisa menilai, bagus tidaknya 'karya seni suara' yang di jual oleh pengamen-pengamen. dan 'pengamen' yang saya lihat di bis itu, telah mengajarkan makna hidup yaitu memberi terlebih dahulu, baru nanti menerima. bukan meminta dulu, baru memberi. 


Bogor, 22 November '10
sebuah apresiasi dalam bentuk tulisan untuk 'Pengamen Yang Menghibur' yang pernah saya temui, dalam bis. dalam perjalanan pulang kampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setiap komentar yang disampaikan. adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti bagi saya dari penikmat serba-serbi cerita di blog ini. salam blogger dan salam persahablogan