24 Sep 2011

Eksploitasi Balita Demi Rupiah

     Sobat apa yang kalian rasakan, jika melihat seorang anak kecil (balita) dijadikan alat untuk mencari nafkah oleh orang tuanya?. tentu kalian akan merasa iba dan juga kasihan pada balita tersebut. dan berpikir orang tuanya tak punya rasa kasihan sama sekali. sobat, hampir setiap hari saya menemukan fenomena seperti itu di dalam kereta api, pada saat perjalanan pulang ke bogor. saya selalu melihat seorang bapak, dia adalah seorang pengamen tiup seruling. saat dia mengamen, jalannya selalu terhuyung-huyung sambil menggedong seorang anak kecil. kira-kira usia anak tersebut dua tahun lebih. lalu dibelakang bapak tersebut, seorang wanita mengikutinya dari arah belakang. bapak tersebut mempunyai keterbatasan fisik. secara hati nurani, sungguh saya merasa iba pada bapak tersebut. namun ketika melihat anak yang digendongnya saya sempat berfikir tentang niat bapak tersebut. ketika membawa anak itu dalam gendongannya. apakah bapak itu berharap belas kasih dari para penumpang yang melihatnya?.
     Selang beberapa menit, ketika bapak tadi selesai menghibur para penumpang dengan musik instrumentalmya. datanglah seorang ibu yang terlihat bugar dan sehat. membawa sebuah tape music, yang di kaitkan pada pundaknya. beberapa lagu terdengar jelas lewat tape music tersebut. lagu-lagu indonesia yang sedang nge-hit sekarang ini, diputar di tape music itu. bisa dikatakan, ibu tersebut adalah pengamen yang kreatif. tanpa bersusah payah menyanyi, sudah bisa dapat rupiah. ibu itu tidak mengamen sendiri, dia ditemani oleh seseorang. siapa dia? ya.. lagi-lagi seorang balita (umurnya kira-kira 3 tahunan) dituntunnya untuk selalu mengikuti langkah ibu tersebut, saat mengamen. anak yang masih polos itu, mempunyai keterbatasan fisik.pergelangan tangan dan kakinya buntung. saya sedih, ketika melihat anak itu. dan juga gregetan pada ibu yang saya lihat sore itu. betapa teganya dia, menggunakan anak balita yang mempunyai keterbatasan fisik untuk mencari nafkah. sebenarnya ada cerita lanjutan, tentang anak yang dieksploitasi oleh orang tuanya. yang saya lihat di atas kereta api. saya sempat teringat suatu berita, banyak para pengemis ataupun pengemen yang membawa anak kecil. sebenarnya yang dibawa itu bukan anak kandungnya tapi anak sewaan. ya, saya masih penasaran. apakah anak-anak yang saya lihat itu, benar-benar anak kandung atau anak sewaan? saya jadi bingung sendiri, menduga-duga.
     sebenarnya kisah orang tua yang mengeksploitasi anak untuk mencari nafkah. atau sekedar untuk berharap dikasihani. bukan menjadi hal yang langka lagi, terjadi di Indonesia. fenomena ini selalu kita temui setiap harinya. kita pun tak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya. tapi kalau dilihat dari sudut pandang objektivitas. orang tua yang mengeksploitasi anaknya. tanpa disadari telah mengesampingkan rasa kasih sayang. rasa yang seharusnya di curahkan pada anak mereka yang masih kecil. apalagi anak mereka masih balita. dan tentunya, kelak mereka, orang tua yang mengeksploitasi anak. akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. karena mereka, telah menyia-nyiakan titipan-Nya. sobat, ada yang ingin memberikan pendapat lain?

2 komentar:

  1. biasanya kebanyakan, para pengemis itu membawa anak sewaan. mana mungkin mereka setega itu sama anak sendiri.
    pernah saya temui di sebuah lampu lalu lintas. seorang ibu gemuk, duduk di trotoar. Pas lampu merah, anaknya yang dia dorong untuk ngamen, sementara dia hanya duduk di trotoar, menanti hasil. kasian sekali anak2 yang seperti itu.
    tapi mereka tau apa? mereka ya menurut saja.

    BalasHapus
  2. @ Annisa : yup,saya juga merasa miris ketika melihat anak kecil di eksploitasi. dan (mungkin) mereka (pengeksploitasi anak kecil) menyadari bahwa orang lain, akan tersentuh dan tak tega jika melihat anak kecil yang dibawa orang tuanya-yang memasang tampang muka memelas.

    BalasHapus

Setiap komentar yang disampaikan. adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti bagi saya dari penikmat serba-serbi cerita di blog ini. salam blogger dan salam persahablogan