Source : Mbah Kakung (google) |
Suatu ketika, saya ngobrol ngalor-ngidul dengan seorang teman. bisa dikatakan dia adalah seorang teman, yang baru saya kenal sekitar dua bulan. topik pembicaraan yang sedang kami bahas saat itu, macam-macam. mulai dari seputar politik, Teknologi (komputer), agama dll. kami saling mengeluarkan pendapat dari setiap topik yang di bicarakan. saya menunjukkan kesan tertarik,saat dia berbicara dengan cara menganggukkan kepala, atau berkata "iya, terus". lalu, saya fokuskan padangan mata, memperhatikan pembicaraan dia. namun, entah mengapa di tengah obrolan saya merasa kehilangan rasa nyaman. ketika pendapat-pendapat saya selalu dimentahkan (di sanggah). seakan-akan, dia lebih paham dan tahu dari pada saya. dengan kata lain, dia terlalu mendominasi pembicaraan. jika sobat semua, yang mengalami hal seperti yang saya alami tentunya jadi malas, betul kan?. bisa dikatakan, itu adalah sikap sombong yang tak terlihat oleh kasat mata. saat itu, saya berusaha sabar meladeni sikap sok tahu'nya. akhirnya saya nyerah juga, dan tak bisa bersahabat dengan kata sabar. kalau suatu saat dia ngajak diskusi lagi, dengan senang hati akan saya tolak secara halus. ya, kalau bebicara sekedarnya saja akan saya ladeni.
Ketika mengalami kejadian seperti itu. saya jadi teringat petuah bijak dari salah seorang rekan kerja dulu. dia bilang seperti ini "Zic, kalo elu memahami sesuatu (ilmu/wawasan) bersikaplah rendah hati dan jangan menunjukkan kesan bahwa kamu lebih tau dari pada orang lain (yang di ajak bicara). siapa tau orang yang kamu ajak bicara itu lebih tahu dari kamu. dan setelah itu, dia jadi tak sungkan-sungkan untuk memberikan ilmu/wawasan baru sama kamu, itu pun jika kamu bersikap rendah hati. namun jika kamu menunjukkan sikap paling tahu, bisa jadi orang tersebut jadi malas untuk memberikan ilmu (pamahaman baru) padamu" sampai saat ini, kata-kata dari beliau selalu saya ingat dengan kuat. jadi masukan dari teman saya tersebut, berkaitan erat dengan istilah umum. bahwa pintar saja tidak cukup, bila tanpa di sertai sikap rendah hati.
Seorang yang teachable (kemampuan untuk ingin belajar dan diajar) harus punya sikap menerima dan menghindari sikap sok tahu, apalagi sampai menolak ilmu (pemahaman baru) yang di berikan oleh orang lain. ilmu itu sifatnya bukan untuk di banggakan, tetapi untuk di bagikan pada orang lain. biasanya, ketika seseorang sudah kenyang ilmu, tapi kepekaan emosinya tidak terlatih. akan menumbuhkan rasa ego, yaitu merasa lebih tahu dari orang lain. mungkin, lebih tepatnya hal ini bisa di katakan 'ujian bagi orang yang berilmu'. sejauh mana sikap kita, entah mau bersahabat dengan ego atau tidak. itu tergantung proses kepekaan emosi dan pemikiran dewasa kita. filosofi ilmu padi (semakin berisi semakin merunduk) bisa dijadikan pegangan oleh kita untuk menjadi penyerap ilmu. setiap bertambah ilmu, bertambah pula sikap rendah hati kita terhadap ilmu tersebut. selanjutnya, semangat dalam menyebarkan kembali ilmu yang telah kita dapatkan pada orang lain, hingga menjadi aktivitas ibadah pada-Nya.
salam semangat, dan salam persahablogan.
Wuiiiiiihhh....... Mantep tuh pesannya. Ilmu baru.... :D
BalasHapusKalo punya ilmu baru share terus disini ya. :D
*Baru bisa berkunjung nih..... Hehehehe.... :p
wah betul sekali kang ibarat kata orang dulu jadilah seperti padi semakin berisi semakin menunduk..... salam sahabat dulur blogger
BalasHapuswuih...wuih.. makin encer aja deh pemikirannya.. ehm apakah karena ini faktor ada sekuntum bunga disampingnya hahaha
BalasHapusbener kang........semoga kita tdk jadi sombong ya....thx dah mengingatkan
BalasHapusInsya Allah
BalasHapusmudah-mudahan kita semua dapat seperti itu.
@ Ika : yup, insya Allah selalu di share. nice to see you again ika :)
BalasHapus@ Mas Arief : yup, ilmu padi sangat bermanfaat bagi kita untuk selalu bersikap rendah hati terhadap ilmu yang kita miliki.
@ Mas Akbar : hehe.. jadi malu nih saiiah. tapi ada benarnya juga tuch... :)
@ fadhli : yup, semoga tetap rendah hati...
BalasHapus@ Sarah Zahra : Amiiin.... btw, salam kenal sarah zahra.. :)