Talk much, hear less |
Saat itu saya hanya menjadi pendengar setia, tanpa memotong pembicaraan dia sedikit pun. setelah dia selesai bicara, giliran saya yang mulai bercuap-cuap, itu pun seadanya saja. saya hanya bercerita tentang kerjaan, dan juga harapan-harapan dalam hidup. setelah saya selesai bicara, teman saya itu langsung mulai cerita kembali tentang 'Aku'. jujur, saat itu saya merasa sedikit kesal. kerena dia tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap cerita saya. bisa dikatakan pembicaraan saya dengan dia, adalah pembicaraan satu arah. tidak ada feedback didalamnya. entah kenapa, makin kesini muncul rasa bosan ketika mendengarkan obrolan dia. ingin rasanya mengakhiri pembicaraan, tapi saya merasa canggung, mungkin karena dia teman baru.jadi saya harus menunjukkan kesan yang baik ketika dia bercuap-cuap. saya melihat ke jam, OMG..... sudah pukul 02.00. tak terasa sudah tiga jam lebih saya mendengarkan 'keegoisan dia dalam bicara', dengan perasaan 'nggak enak' saya ngomong ke dia, saya sudah ngantuk dan harus istirahat. dia pun akhirnya pamit pulang. akhirnya telinga saya bisa bebas dari cerita 'ngalor-ngidur' teman saya itu.
Mengalami kejadian yang saya alami, seperti cerita diatas.Saya jadi teringat dengan buku yang baca, karangan Les Giblin, judulnya Skill With People. dimana dalam buku itu di jelaskan. jika kita ingin memberikan kesan yang baik untuk pertama kali bagi orang lain. berusahalah untuk tidak bercerita tentang diri sendiri. karena orang akan jenuh, mendengarkan cerita seperti itu. dan lawan bicara kita, akan merasa senang jika terjadi pembicaraan dua arah, tanpa ada yang mendominasi. mungkin teman saya itu, belum memahami, bahwa betapa berartinya menunjukkan kesan positif ketika berbicara dengan orang lain. semoga sobat, tidak mengalami hal yang saya alami. dan semoga tidak menjadi seperti teman saya itu :) "sikap yang baik itu penting, tetapi cara berkomunikasi yang baik, juga penting."
benul2 aku juga kalo punya temen kek gitu pengen mbak patok hihihi
BalasHapus@mbak Echa : iya mbak Echa, awalnya aku ngerasa nyaman, tapi lama-lama hati ini nggak berkenan :) salam blogor,mbak echa :)
BalasHapusnah kan..... menjadi pendengar itu gk segampang yg kita kira,,,,,
BalasHapusa good listener is not always a good speaker
and
a good speaker is not always a good listener!!!
hahah..pernaaaaaaaaaaaaah...*sambil ngangkat tangan..^0^/
BalasHapusbetull...betul...betul...
BalasHapusHmmmm, benar sekali kawan. Sejujurnya saya tertarik mengupas habis ketika kita jumpa sg orang untuk pertama kalinya. Saya salut buatmu kawan sudah bsa menyimaknya dg baik. Tuhan datang dg caranya. Ketika kita sudah mempelajari ilmu baru, Tuhan mengujinya. *nyambung ga ya komentarku :D
BalasHapusUps lupa, thanks for banner Bloofers :)
BalasHapus