28 Jan 2011

Kemudahan Datang Setelah Kesulitan (Paradigma Lama)

     Beberapa hari yang lalu, saya membaca buku motivasi judulnya 'Aku Bisa'. kira-kira sudah sebulan lebih saya tak bisa meluangkan waktu untuk menjalankan hobi saya itu. alasannya klasik sekali, yaitu sibuk. memang, saya lebih menyukai buku-buku yang berkaitan dengan motivasi. seakan ketika saya larut membaca buku tersebut, semangat muncul kembali. mungkin karena tulisan di buku motivasi tersebut, mengandung unsur sugesti positif. dan pengaruh sugesti positif ini bisa menumbuhkan kembali semangat hidup. karena hakikatnya manusia pasti mengalami penurunan semangat dalam menjalani hidup ini. ada beberapa sebab kenapa semangat kita turun. mungkin, karena kita belum berhasil dalam meraih impian, selalu menemui kesempitan dalam hidup, atau selalu gagal dalam menjalankan rencana-rencana yang telah disusun dengan matang, dll.
     Ada sesuatu menarik dari buku yang saya baca itu. ketika membahas tentang paradigma "dibalik setiap kesulitan terdapat kemudahan" awalnya ketika
membaca pembahasan ini, saya merasa tak tertarik. namun, ketika saya mulai membaca perlahan-lahan dengan memfokuskan pikiran. ada sesuatu yang membuka pemahaman 'kolot' tentang paradigma lama, yang ada di pikiran saya selama ini. mungkin di antara kita berpikir bahwa, kalau mau sabar dan nerimo dalam menghadapi masa-masa sulit (sempit), setelah itu kita akan menemui kemudahan (kesenangan). selanjutnya, kita fokus untuk menguatkan diri dalam bersabar dan tabah  untuk meraih hal yang diinginkan (*kemudahan). ternyata paradigma itu tidak efisien bagi kita. apakah sobat sependapat dengan pendapat ini?. ternyata ada pemahaman positif yang bisa merubah paradigma yang ada. pemahaman ini di analogikan pada sekarung beras. saya yakin sobat semua pernah membeli beras dalam ukuran sekarung besar. biasanya kita akan menemukan tali simpul yang ada dibagian paling atas pada karung tersebut. dan ketika ujung tali tersebut di tarik, karung itu akan terbuka dengan rapi. tanpa membuat beras yang ada didalamnya jatuh berhamburan ke lantai.  coba bayangkan, seandainya kita tidak tahu kegunaan dari tali simpul itu. tentu akan bingung dan bertanya "ini apa sih....dan keguanaannya untuk apa ya?" tali itu menunjukkan pada kita untuk tidak membuka satu demi satu simpul, karena hal itu akan menyulitkan ketika dibuka. tapi ketika ujung tali simpul itu ditarik, karung yang terbungkus akan terbuka dengan lancar dan tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra. dan saat itu kita bebisik dalam hati "oh....ternyata mudah kog nge'bukanya."
     Itulah analogi menarik yang mendatangkan paradigma konstruktif baru dalam memaknai kesempitan dalam hidup. betapa banyak orang yang menemui kesulitan dalam menjalani hidupnya. mereka mencoba menyelesaikannya secara berurutan. tanpa mencari 'kunci pembuka' dari permasalahannya itu. seakan mereka harus berpindah dari satu kesulitan hidup ke kesulitan hidup yang lainnya. dengan kata lain, kesulitan pertama mampu dilalui, kini tinggal menyelesaikan kesulitan kedua, ketiga, dan seterusnya. namun ada juga sebagian orang yang mampu keluar dalam menghadapi persoalan hidup yang dialaminya. mereka mampu memaknai Ayat Qauliyah
yang ada dalam Surat (An-nasyir :6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Allah telah memasang tali simpul dalam hidup kita, seakan terlihat sulit untuk di buka. mengapa harus seperti itu? bisa jadi, tujuannya agar makna kehidupan ini tidak bertumpah ruah. namun, Dia menyediakan titik rahasia untuk di gunakan membuka 'tali simpul' dengan mudah. yuk, kita gunakan paradigma baru "Kemudahan itu berada dalam kesulitan."
     Selamat datang paradigma baru, terima kasih ya Allah telah memberikan ilmu/pemahaman baru yang bermakna pada kesulitan (ujian) yang Engkau berikan. Engkaulah Dzat yang Maha Penyayang.



5 komentar:

  1. Bismillah, apakah saya mendapat nomer urut pertama?

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah.. ternyata saya yang buka segel pengamannya dulu nih.

    "Kemudahan itu berada dalam kesulitan." yapz setuju.. keberhasilan yang diperoleh dengan perjuangan yang berat akan terasa lebih nikmat, jika dibanding dengan keberhasilan yang diperoleh dengan cara instan dan mudah

    BalasHapus
  3. hehehe...keren2 tulisannya ..btw sepakat dengan K Zico dalam tafsir al misbah karangan Quraish Shihab dan tafsir al qur'an just 30 Aam Amirudin mengatakan bahwa "sesungguhnya beserta / beriringan denan kesulitan itu pasti ada kemudahan " dan bukan "setelah kesulitan" wallahu'alam bish shawab..afwan kalo ga nyambung hehe :D

    BalasHapus
  4. yang saya bisa katankan hanyalah : setiap orang telah ditetukan oleh Tuhan tentag kadar kesultitan yang mereka akan terima, sejatinya semua orang dapat melewati kesulitan itu, sekarang tergantugng mereka saja

    BalasHapus
  5. @ Mas Akbar : thanks atas komen'a mas.. sesuatu yang instan tidak akan bertahan lama.. :)

    @ Teh Chaca : makasih atas komen', teteh. komen'a nyambung dengan tema postingan kog :)

    BalasHapus

Setiap komentar yang disampaikan. adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti bagi saya dari penikmat serba-serbi cerita di blog ini. salam blogger dan salam persahablogan