7 Feb 2011

Bertakbir Dengan Nafsu


Allahu Akbar, takbir itu engkau ucapkan penuh semangat
hingga membuat merinding bagi orang yang mendengarnya
kalimat itu menunjukkan padamu
bahwa engkau merasa sebagai makhluk yang tak berdaya
merasa kecil di hadapan Tuhan........
bagaikan molekul paling terkecil di antara cipataan-Nya
namun, mengapa tak engkau jaga kesucian hatimu saat bertakbir
kau bertakbir, sambil berlari-lari dengan membawa amarah

mencari-mencari orang yang tak sepaham denganmu
padahal mereka adalah saudaramu
Allah Huakbar, Allah Huakbar, Allah Huakbar
masih ku dengar takbir itu dengan jelas
namun, hati ini tak merasakan damai
karena takbir itu masih bercampur dengan nafsu
dulu..... pada saat Rasulullah mempin perang melawan musuh islam
dia gelorakan semangat membela Agama Allah
dengan kalimat Allah Huakbar
tapi kini......................................

9 komentar:

  1. iya yag, bener jg tuh, sekarang makin susah nyari yg murni takbirnya, makasih kang.

    BalasHapus
  2. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang bertakbir hanya mengandalkan suara mulut saja.. tapi juga suara hati. ^_^

    BalasHapus
  3. turut prihatin...baiknya segera ditegaskan dalam status hukum tentang ajaran ini juga dan tetap diberi hukuman bagi yang anarkis...

    BalasHapus
  4. tapi kini... kalimat Illahi dijadikan sebagai topeng dan nafsu untuk menyakiti... naudzubillah....

    " Semoga Allah menjaga setiap hati, agar melembutkan setiap cercaan, meneguhkan setiap iman dan membersihkan setiap jiwa yang tercela "

    subhanallah zico... nice post, jadi tergerak buat sesuatu ttg kondisi ini...
    thx.. ^_*

    BalasHapus
  5. Astaghfirullah.
    Ketika takbir terdengar mengapa hati kita tidak berdesir, tidak bergetar, mungkin juga karena hati kita yang kotor.

    BalasHapus
  6. wah parah...
    liat kejadian beberapa hari ini...
    semoga kita masih berada dalam golongan orang orang yang masih dijaga hati, perkataan dan tindakan kita...

    BalasHapus
  7. smoga smua takbir yang bergema itu atas nama yang satu..., satu yang benar benar satu, bukan satu yang berpecah pecah, bukan satu yang merasa paling benar dan bukan satu yang menganggap satu lainnya bukan bagian dari satu...

    BalasHapus
  8. @ Kang Fadhli : yup, semoga masih ada orang yang bertakbir dengan hati yang tulus.

    @ Kang Aan : Amin, semoga semua itu terwujud...

    @ Kang Nit-not : Sepakat, Islam itu sendiri adalah agama yang rahamatan lil alamin. yang menyebarkan damai, tanpa ada aksi anarki

    @ Teteh Bonit : Amin, semoga Allah selalu memberikan rahmat pada Kita semua, untuk menjaga kita agar bersikap proaktif terhadap perbedaan.

    @ Penghuni 60 : setuju, Allah melihat sesuatu dari niatnya. semoga niat itu masih murni karena dan untuk Allah saja

    @ Atikah : yup.. bergetarnya hati di dapatkan dari proses perjuangan dalam menjaga kesucian hati itu sendiri. semoga kita menjadi bagian yang bergetar hatinya secara tulus. tanpa ada embel-embel mengatas namakan sesuatu.

    @ Intuisiqu : Amin, semoga Allah menjagi hati kita, agar tetap berada dalam rahmat-Nya.

    @ Bunda Azka : setuju dengan pendapat bunda, semoga takbir itu, di kumandangkan hanya untuk satu tujuan. yaitu mengagungkan asma-Nya dengan niat tulus ikhlas. tanpa dibarengi dengan nafsu,apalagi dengan amarah yang meledak-ledak.

    BalasHapus

Setiap komentar yang disampaikan. adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti bagi saya dari penikmat serba-serbi cerita di blog ini. salam blogger dan salam persahablogan